PENCAHAYAAN RUANGAN


PENCAHAYAAN RUANGAN

 

1.  Membuat Pencahayaan pada Ruangan yang Baik

Dalam menentuklan penataan cahaya dalam ruangan rumah harus ada perhitungan dan penempatan titik lampu yang cermat, dan bila penempatannya benar akan menghindarkan Anda dari konsumsi listrik berlebihan.
Ada dua hal yang biasanya menjadi perhatian orang saat menata pencahayaan untuk rumah mungil, biaya dan daya. Sebelum menata pencahayaan, hal pertama yang perlu dilakukan, kata Abdi, adalah menghitung alokasi daya untuk pencahayaan.
Besar alokasi daya untuk pencahayaan di suatu ruangan dipengaruhi oleh banyaknya aktivitas di ruangan tersebut. “Kita ambil contoh ruangan seluas 20m², yang dimanfaatkan untuk ruang keluarga dan ruang makan. Katakanlah daya yang dialokasikan adalah 300 watt,” ujarnya.
Besar daya 300 watt tadi, lanjutnya, kemudian dibagi untuk tiap fungsi ruang, ruang keluarga dan ruang makan, masing-masing mendapat alokasi daya sebesar 150 watt. Daya yang sudah dialokasikan tadi akan dibagi lagi sesuai jumlah titik lampu, yang disesuaikan dengan aktivitas kita di ruangan tersebut.
Setelah pembagian daya, berikutnya kita buat pengelompokan lampu. Untuk satu ruangan biasanya dibuat dua sampai tiga kelompok lampu, yang masing-masing dikendalikan satu stop kontak.
Misalnya, satu stop kontak mengendalikan lampu-lampu aksen, stop kontak lain dibuat untuk mengendalikan lampu ambience. Pengelompokkan lampu akan mempermudah kita mengendalikan lampu mana yang tetap nyala saat aktivitas di ruangan sedang, dan mana yang tidak.
Jika di ruang keluarga aktivitas sedang tinggi, dan lampu menyala semua, artinya daya yang dgunakan adalah 150 watt, usahakan daya yang dihabiskan untuk pencahayaan ruang makan lebih rendah, 50 watt misalnya.
Dengan cara mematikan sebagian kelompok lampu yang tidak terlalu diperlukan, lampu-lampu aksen misalnya. Sebaliknya pun demikian. Jika di ruang makan, aktivitas sedang tinggi, matikan lampu-lampu yang tidak diperlukan di ruang keluarga.
Bagaimana jika aktivitas di kedua ruangan sedang sama tinggi? Tetap jaga jangan sampai seluruh alokasi daya dihabiskan. Bisa kita buat seimbang masing-masing 100 watt, misalnya. Caranya tetap sama, yaitu dengan mematikan kelompok lampu yang tidak diperlukan.

2.  Sistem dan Standar Pencahayaan Ruang  

Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan
b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%
c. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:
Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja
JENIS KEGIATAN
TINGKAT PENCAHAYAAN MINIMAL (LUX)
KETERANGAN
Pekerjaan kasar dan tidak terus – menerus
100
Ruang penyimpanan & ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu
Pekerjaan kasar dan terus – menerus
200
Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar
Pekerjaan rutin
300
Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun
Pekerjaan agak halus
500
Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus
1000
Pemilihan warna, pemrosesan teksti, pekerjaan mesin halus & perakitan halus
Pekerjaan amat halus
1500
Tidak menimbulkan bayangan
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus
Pekerjaan terinci
3000
Tidak menimbulkan bayangan
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus
United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut:
Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan
Keperluan
Pencahayaan (LUX)
Contoh Area Kegiatan
Pencahayaan Umum untuk ruangan dan area
yang jarang digunakan
dan/atau tugas-tugas atau
visual sederhana
20
Layanan penerangan yang minimum dalam area sirkulasi luar ruangan, pertokoan didaerah terbuka, halaman tempat penyimpanan
50
Tempat pejalan kaki & panggung
70
Ruang boiler
100
Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
150
Area sirkulasi di industri, pertokoan dan ruang penyimpan.
Pencahayaan umum untuk interior
200
Layanan penerangan yang minimum dalam tugas
300
Meja & mesin kerja ukuran sedang, proses umum dalam industri kimia dan makanan, kegiatan membaca dan membuat arsip.
450
Gantungan baju, pemeriksaan, kantor untuk menggambar, perakitan mesin dan bagian yang halus, pekerjaan warna, tugas menggambar kritis.
1500
Pekerjaan mesin dan diatas meja yang sangat halus, perakitan mesin presisi kecil dan instrumen; komponen elektronik, pengukuran & pemeriksaan bagian kecil yang rumit (sebagian mungkin diberikan oleh tugas pencahayaan setempat)
Pencahayaan tambahan setempat untuk tugas visual yang tepat
3000
Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali, misal instrumen yang sangat kecil, pembuatan jam tangan, pengukiran
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.
Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer
Keadaan Pekerja
Tingkat Pencahayaan (lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca jelas
Tugas memasukan data
300
400-500
500-700

Sirkulasi udara dan pencahayaan sangat utama dalam kebutuhan ruang di dalam rumah, supaya tercipta rumah sehat yang sejuk dan nyaman bagi penghuninya. Untuk menciptakan sirkulasi udara yang sehat dan pencahayaan yang cukup maka sebelum membangun rumah ada baiknya kita menata ruang sehingga kebutuhan pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam ruang bisa terpenuhi.
Banyaknya keuntungan dari terciptanya sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup di dalam rumah antara lain :
Efisiensi Listrik, jika di dalam rumah kita pencahayaan sudah memenuhi syarat pada tiap-tiap ruang maka pemakaian lampu pada siang hari bisa di minimalkan. Hal ini yang bisa diartikan menghemat biaya listrik pada rumah.
Berikut adalah Contoh desain dari Studio Griya Desain Surabaya yang mngoptimalkan pencahayaan pada Ruang Keluarga, bisa kita lihat dengan pengaplikasian jendela menghadap tanah lapang kita sudah cukup mendapatkan pencahayaan alami tanpa adanya bantuan listrik (titik lampu).
tips pencahayaan ruangan
Hemat di Elektronik, banyangkan jika rumah anda sudah cukup dalam sirkulasi udara, keuntungan apa yang Anda dapatkan??? Anda tidak perlu membeli AC (Air Conditioner) karena di tiap – tiap ruang dalam rumah Anda sudah terasa sejuk dengan angin atau udara dari luar.
Griyan Desain selain memberi Anda desain – desain yang unik & Arstistik juga mempertimbangkan beberapa aspek antara lain Sirkulasi udara dan Pencahayaan, desain di bawah ini adalah contoh desain ruang tamu yang sehat. Selain di dukung dengan Atap yang Tinggi khas konsep Tropis modern, di bawahnya juga dikelilingi dengan kaca – kaca yang bisa memenuhi pencahayaan dalam ruangan.
Untuk Sirkulasi udaranya anda bisa menempatkan jendela – jendela yang besar sehingga suhu dalam ruangan tetap terjaga kesejukannya. Pemilihan warna yang yang simple dengan aksen Lukisan bunga akan menambah lengkap kenyamanan di dalam ruang ini.
tips pencahayaan ruangan
Incoming search terms:
ruang tamu minimalis,model ruang tamu,desain kamar tidur minimalis modern,kamar tidur minimalis modern,design ruang tamu minimalis,pencahayaan ruang tamu,ruang tidur minimalis,desain kamar minimalis modern, pencahayaan, contoh ruang tamu minimalis

Membuat Pencahayaan Pada Ruangan Yang Baik

Dalam menentuklan penataan cahaya dalam ruangan rumah harus ada perhitungan dan penempatan titik lampu yang cermat, dan bila penempatannya benar akan menghindarkan Anda dari konsumsi listrik berlebihan.
Ada dua hal yang biasanya menjadi perhatian orang saat menata pencahayaan untuk rumah mungil, biaya dan daya. Sebelum menata pencahayaan, hal pertama yang perlu dilakukan, kata Abdi, adalah menghitung alokasi daya untuk pencahayaan.
Besar alokasi daya untuk pencahayaan di suatu ruangan dipengaruhi oleh banyaknya aktivitas di ruangan tersebut. “Kita ambil contoh ruangan seluas 20m², yang dimanfaatkan untuk ruang keluarga dan ruang makan. Katakanlah daya yang dialokasikan adalah 300 watt,” ujarnya.
Besar daya 300 watt tadi, lanjutnya, kemudian dibagi untuk tiap fungsi ruang, ruang keluarga dan ruang makan, masing-masing mendapat alokasi daya sebesar 150 watt. Daya yang sudah dialokasikan tadi akan dibagi lagi sesuai jumlah titik lampu, yang disesuaikan dengan aktivitas kita di ruangan tersebut.
Setelah pembagian daya, berikutnya kita buat pengelompokan lampu. Untuk satu ruangan biasanya dibuat dua sampai tiga kelompok lampu, yang masing-masing dikendalikan satu stop kontak.
Misalnya, satu stop kontak mengendalikan lampu-lampu aksen, stop kontak lain dibuat untuk mengendalikan lampu ambience. Pengelompokkan lampu akan mempermudah kita mengendalikan lampu mana yang tetap nyala saat aktivitas di ruangan sedang, dan mana yang tidak.
Jika di ruang keluarga aktivitas sedang tinggi, dan lampu menyala semua, artinya daya yang dgunakan adalah 150 watt, usahakan daya yang dihabiskan untuk pencahayaan ruang makan lebih rendah, 50 watt misalnya.
Dengan cara mematikan sebagian kelompok lampu yang tidak terlalu diperlukan, lampu-lampu aksen misalnya. Sebaliknya pun demikian. Jika di ruang makan, aktivitas sedang tinggi, matikan lampu-lampu yang tidak diperlukan di ruang keluarga.
Bagaimana jika aktivitas di kedua ruangan sedang sama tinggi? Tetap jaga jangan sampai seluruh alokasi daya dihabiskan. Bisa kita buat seimbang masing-masing 100 watt, misalnya. Caranya tetap sama, yaitu dengan mematikan kelompok lampu yang tidak diperlukan.Demikian tipanya semoga bermanfaat untuk anda dalam menata pencahayaan ruang.


DAFTAR PUSTAKA

KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02


0 Response to "PENCAHAYAAN RUANGAN"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme